Monday, January 10, 2011

PMS XLI - Senin, 19 Juli 2010 pukul 9:45




M O Z A R T

Seperti yang diceriterakan Antonio Salieri.

(Bagian terakhir dari film AMADEUS yang kita lihat bulan lalu)


Pada bagian terakhir ini, muncul orang bertopeng menyeramkan

mendatangi Mozart pesan sebuah missa requiem (musik untuk menghormati orang mati) dan memberi uang muka sangat mahal.

Firasat akan kematian Mozart sendiri ?

Tapi Mozart mendapat tekanan lain, untuk segera menyelesaikan opera-murahan, sekalipun tanpa ada uang muka ! (perlu diketahui bahwa seorang komponis butuh waktu lama untuk mengarang yang perlu konsentrasi penuh, artinya selama itu dia tidak mengerjakan hal lain dan tidak ada pemasukan uang, maka perlu uang muka sebagai jaminan hidup selama itu).

Terjepit berbagai tekanan, istri dan anaknya terlantar, mertuanya marah bukan kepalang. Mozart putus asa dan sekaligus menghadapi mertuanya yang membentak-bentak itu menjadi ilham membayangkan soprano-coloratura yang sedang menyanyi di opera yang sedang dipikirkan!

Bagi seorang jenius seperti Mozart, apa saja bisa menjadi ilham. Bahkan pada zaman itu dia sudah menggunakan bunyi sehari-hari—misalnya bunyi orang menyapu—sebagai bagian musiknya (sementara pada tahun 2004 orang dibuat tercengang oleh kelompok STOMP OUT LOUD yang membuat musik dengan balai, tong kosong, ember dll).

Akhirnya dalam keadaan yang sudah sangat lemah, Mozart di tempat tidur masih terus menggarap pesanan missa requiem. Dia hanya bisa mengerjakan di dalam kepalanya, dan mendiktekannya pada Salieri yang sering kuwalahan menuliskannya karena tidak bisa mengejar pikiran Mozart yang begitu cepat.

Ajal tidak bisa ditawar untuk menunggu missa selesai.

Salieri dirawat di rumah sakit-jiwa.


[2]

W.A.MOZART

Konserto Piano A mayor no.23 K.488

3 INTERPRETASI BERBEDA oleh 3 PIANIS:


Maurizio Pollini (bersama WIENER PHILHARMONIKER pimpinan Karl Böhm).

Clara Haskil (bersama WIENER SYMPHONIKER pimpinan Paul Sacher).

Vladimir Horowitz (bersama ORCHESTRA DI SCALA pimpinan Carlo Maria Giulini).


Ketiga pianis tersebut sama hebatnya dan berbeda satu sama lain.

Adakah kriteria mutlak untuk menentukan siapa no.1, no.2, no.3 ?

Sebaliknya sampai sejauh mana interpretasi bisa bebas ?

Dalam acara kali ini, hanya diperdengarkan seorang pianis saja, pada 9 Agustus, akan diperdengarkan semuanya dan dibahas.

No comments:

Post a Comment