Monday, March 14, 2011

PMS ke-46, Senin 14 Maret 2011, pukul 09:45


Acara 14 Maret 2011

09.45 tepat

Water Concerto - Tan Dun


Selama ini kita tahu musik Orkestra dengan instrumen-instrumennya yg umum dipakai. Pada Orkestra yg lebih modern, komponis menambahkan instrumen-instrumen lain yang tidak lazim pada jaman sebelumnya.

Kita akan melihat komposisi karya Tan Dun - Water Concerto yang dimainkan thn 2007 oleh Stockholm Royal Philharmonic Orchestra, dengan memanfaatkan air sebagai bunyi baru.

Ada baskom transparan berisi air. Permukaan air tersebut dipukul dengan telapak tangan dengan berbagai cara, timbullah barmacam bunyi perkusi. Juga dgn bantuan alat seperti gelas, tabung plastik, mangkuk salad maupun pemukul bola ping-pong yg semuanya itu bisa didapatkan di toko-toko kelontong, dapat menimbulkan efek-efek suara yg menarik.


Memakai alat sehari-hari sebagai instrumen musik memang bukan barang baru, bahkan seniman musik asal Bandung, Dodong Kodir, sudah membuat berbagai instrumen musik dari barang bekas sejak puluhan tahun lalu dan telah ditampilkan sampai ke benua Eropa.

Ada satu alat menarik yg disebut waterphone, berbentuk mirip sangkar burung, dalamnya diisi sedikit air, untuk memainkannya dengan digesek seperti biolin pada "jeruji sangkar"nya atau dipukul dengan telapak tangan pada bagian pantatnya untuk menimbulkan suara seperti kendang. Alat ini diciptakan oleh Richard Water, kita tidak tahu apakah waterphone diambil dari nama pembuatnya atau karena berisi air.

Tan Dun sebagai komponis, tidak hanya mementingkan bunyi, tetapi juga penataan cahaya dan aksi teatrikal dari para pemain instrumen airnya yg berjumlah 3 orang (1 org sebagai solois) untuk membuat pertunjukan lebih menarik.

Pertunjukan audio-visual seperti ini,tentu saja jadi tidak efektif jika hanya direkam dalam bentuk cakram-audio.

Alternatif lain, dengan teknologi musik-komputer saat ini yang bisa menciptakan efek-efek suara apa saja termasuk air, peran peralatan ber-air ini dpt digantikan sehingga para pemain tidak perlu berbasah-basah. Ini banyak kita ditemui pada musik elektro-akustik misalnya.


Acara PMS ini mengajak anda unuk meyaksikan sendiri betapa jauh perkembangan musik sekarang. IMAJINASI itu tidak ada batasnya, dan semua menjadi mungkin. Pada acara kita yang lalu, Venezuela yang sama ruwetnya dengan negeri kita, ternyata bisa mewujudkan orkes simfoni remaja yang luar biasa. Karena mereka punya IMAJINASI dan KEMAUAN YANG KUAT.


Krisna Setiawan