Monday, January 10, 2011

PMS XL - Senin, 14 Juni 2010 pukul 9:45

M O Z A R T

Kita kenal musiknya dan tentang dia melalui buku-buku. PMS bulan ini mengajak anda melihat sendiri orangnya, Mozart sebagai manusia sehari-hari yang polos, lucu, tidak terlalu peduli peraturan dan suka-dukanya menghadapi kebodohan dan kesombongan orang-orang kaya.

Dengan berjalannya waktu, apakah kebodohan dan kesombongan seperti itu sudah tinggal menjadi kenangan sejarah saja ? Apakah kita sekarang lebih beradab ?

Dari segi teknologi, kita hidup jauh lebih maju dari Mozart yang hanya berusia 35 tahun itu (1756-1791. Sekarang ini di mana-mana ada tempat untuk belajar musik, terbuka kesempatan luas untuk siapa saja.

Jumlah komponis yang hebat, semakin banyak: Beethoven, Wagner, Debussy, Messiaen, Ligetti, dsb. Tapi di samping itu juga tidak sedikit sisi negatifnya.

Yang negatif, misalnya kemampuan kita dalam musik dibandingkan dengan Salieri, komponis yang merasa disaingi Mozart.

Salieri hanya dengan membaca partitur Mozart, dia langsung mengerti keluar-biasan musiknya. Bagi seorang Salieri, partitur musik itu bukan sekadar kertas berisi not-not balok, melainkan seperti pintu-gerbang yang menyuarakan musik yang tersembunyi di baliknya.

Sementara banyak diantara kita yang baru bisa mendengar musiknya kalau dimainkan di piano. Ini suatu tanda betapa sangat memperihatinkannya pelajaran musik sekarang ini.

MUSIK mestinya bukan sekadar pelajaran, melainkan pendidikan. Juga ada perbedaan antara sekadar mendengar (secara pasif) dan mendengarkan (yang meng-aktif-kan rasa dan seluruh kemampuan intelektual).

Dalam acara M o z a r t nanti, kita juga menyaksikan alam pikiran Mozart. Dia suka bermain billiard sendirian, karena dengan itu dia merasakan geometri yang hidup; menyodok bola dengan tenaga dan sudut-pantulan yang diperhitungkan, untuk mencapai sasaran tertentu.

Mozart juga suka berbicara dengan membalik-balik susunan hurufnya, sehingga orang terpaksa memeras otak untuk mengertinya. Ini berkaitan dengan teknik komposisi musik yang memungkinkan sebuah melodi bisa dibuat mundur urutan nada-nadanya, juga bisa dibalik arahnya (yang naik dirubah menjadi turun dan sebaliknya), bahkan mundur terbalik !!!

PERTEMUAN MUSIK SURABAYA berusaha mengangkat berbagai persoalan penting yang biasanya tenggelam oleh hal-hal rutin yang tidak tertarik pada perkembangan jaman.


No comments:

Post a Comment